BSKDN Kemendagri Imbau Daerah Jadikan Tuxedovation sebagai Rujukan Replikasi Inovasi

RILISINFO.COM – Palu, Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengimbau pemerintah daerah (Pemda) di seluruh Indonesia untuk menjadikan aplikasi Tuxedovation sebagai rujukan dalam mereplikasi inovasi daerah. Hal ini mengingat aplikasi tersebut memuat beragam data inovasi yang dapat dimanfaatkan daerah untuk menumbuhkan ekosistem inovasi di wilayahnya secara lebih efektif dan efisien.

“[Pada aplikasi] Tuxedovation ini ada sekitar 14 ribu inovasi, ada videonya tinggal kita search, misal tentang [inovasi] kelautan apa saja, akan muncul inovasinya, lalu bisa dipilih inovasi apa saja yang cocok dengan kondisi daerah kita yang bisa diimplementasikan di daerah kita, kita bisa mereplikasinya,” ungkap Kepala BSKDN Yusharto Huntoyungo saat melakukan Audiensi ke Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rabu (5/6/2024).

Lebih lanjut, Yusharto mengatakan, metode replikasi dianggap sebagai strategi paling efektif untuk memastikan keberlanjutan dan penyebaran praktik-praktik baik inovasi di berbagai daerah. Melalui replikasi, Yusharto berharap dapat mewujudkan pelayanan publik yang lebih berkualitas, sehingga masyarakat bisa merasakan manfaat yang nyata dari inovasi-inovasi yang telah dikembangkan daerah.

Menurutnya, dengan replikasi, daerah dapat menambah jumlah inovasi, sekaligus meningkatkan kematangan inovasi di wilayahnya. “Bagi daerah yang diadopsi (direplikasi inovasinya), nilai kematanganya menjadi lebih baik. Bagi daerah yang mengadopsi (mereplikasi) berarti ada pertambahan jumlah inovasi. Tinggal kita terapkan lagi ke dinas mana inovasi itu akan diuji coba, sampai dengan diimplementasikan,” jelas Yusharto.

Dia juga menegaskan, metode replikasi dapat memastikan keberlanjutan inovasi yang lebih terjamin. Untuk itu, dirinya mengimbau agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulteng dapat memetakan inovasi di wilayahnya yang tersebar pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Melalui pemetaan tersebut, pengembangan inovasi berbasis replikasi akan lebih mudah dilakukan.

“Saya berharap lewat BRIDA lakukan rapat, dipaparkan inovasi dari setiap kabupaten, lalu peserta rapat saling berkomitmen tanda tangan di atas materai untuk mau mereplikasi. Punya Palu direplikasi oleh Donggala, Donggala direplikasi oleh Poso [misalnya] begitu,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Yusharto juga mengingatkan kembali agar Pemprov Sulteng dapat meningkatkan replikasi pada pelaporan inovasi tahun 2024 melalui aplikasi Indeks Inovasi Daerah (IID). Harapannya, upaya tersebut dapat meningkatkan hasil pengukuran IID Provinsi Sulteng menjadi lebih baik di tahun-tahun berikutnya.

“Resources-nya sudah ada sebenarnya di lingkungan kita, kita tinggal menggabung-gabungkan layanan dari satu dinas dengan dinas yang lain yang sudah terintegrasi, itulah inovasi penyelenggaraan pemerintahan. Ke depannya hal semacam ini perlu terus mendapat perhatian agar pengembangan inovasi tidak berhenti,” pungkasnya.(Wan)

Sumber: Puspen Kemendagri