Akibat di Guyur Hujan Dan Angin Kencang Gedung Sekolah Roboh

RILISINFO.COM, Padeglang – Hujan deras yang disertai angin kencang melanda Kecamatan Angsana, Kabupaten Pandeglang, pada Selasa (21/1/2025) sore, mengakibatkan kerusakan parah di salah satu sekolah di daerah tersebut. Sebuah atap ruangan kelas di MTSN 7 Pandeglang ambruk akibat tidak kuat menahan beban air hujan yang deras dan tiupan angin kencang. Meskipun peristiwa tersebut menimbulkan kerugian material yang cukup besar, tidak ada korban jiwa yang jatuh dalam insiden ini.

Menurut Ketua Forum Komunikasi Kampung Siaga Bencana (FK KSB) Provinsi Banten, Beni Madsira, kejadian itu berlangsung sekitar pukul 18.30 WIB. Beni menjelaskan bahwa bangunan yang runtuh tersebut sudah cukup tua dan rapuh. Gedung sekolah tersebut dibangun pada tahun 1998, dan beberapa tiang penyangga sudah lapuk serta tidak mampu menahan beban air hujan yang terus mengguyur serta angin kencang yang melanda. “Kondisi bangunan yang sudah tua, banyak tiang penyangga yang lapuk, menyebabkan gedung tersebut tidak mampu lagi menahan beban,” ujar Beni Madsira.

Akibat ambruknya atap gedung, puing-puing berserakan di sekitar area sekolah. FK KSB dan pihak Muspika setempat sudah melakukan pendataan untuk membantu mengatasi dampak dari kerusakan ini. Beni menambahkan bahwa dengan intensitas hujan yang terus meningkat, ancaman terhadap bangunan lainnya di sekitar lokasi sangat perlu mendapatkan perhatian.

Kepala Sekolah MTSN 7 Pandeglang, Yanti Mariah, menjelaskan bahwa ruangan yang ambruk sebelumnya digunakan untuk kelas VIII yang berisi sekitar 30 siswa. Namun, mengingat kondisi bangunan yang sudah rapuh, ruang kelas tersebut sudah dikosongkan sejak dua minggu lalu. “Kami sudah mengantisipasi kejadian ini dengan memindahkan siswa ke ruang kelas lain yang lebih aman. Ruang yang ambruk itu sudah kosong karena khawatir akan membahayakan siswa,” terang Yanti.

Meski sudah melakukan langkah pengamanan, kondisi di sekolah masih sangat mengkhawatirkan. Dengan hanya empat ruang kelas yang tersisa, yaitu satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang tata usaha, dan aula, proses kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjadi terhambat. Selain itu, sekolah juga sering mengalami kebanjiran, yang semakin memperburuk keadaan. “Kami sangat khawatir dengan kondisi gedung yang sudah rapuh ini, apalagi dengan curah hujan yang tinggi dan angin kencang. KBM terhambat, dan kami harus berpikir keras agar siswa tetap bisa belajar dengan aman,” ungkap Yanti.

Yanti juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah sudah mengajukan proposal pembangunan gedung baru sejak beberapa waktu lalu, namun hingga kini belum ada realisasi. “Kami sangat berharap agar setelah kejadian ini, ada tindak lanjut dari pihak terkait, baik dari Kementerian Agama Provinsi Banten maupun Kabupaten Pandeglang, untuk segera merealisasikan pembangunan gedung baru,” tambahnya.

Kecamatan Angsana, yang juga prihatin dengan kejadian ini, siap membantu dalam pengajuan bantuan untuk pembangunan ruang kelas baru (RKB) atau rehabilitasi gedung sekolah. Camat Angsana, Acep Jumhani, menyatakan dukungannya dan menyarankan agar proposal bantuan ini dapat diajukan melalui musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). “Kami akan berusaha sebaik mungkin agar permohonan ini dapat diterima, baik oleh pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat,” ujar Acep.(Samin alias Denny)