Program MBG Dinilai Perlu Refleksi Total, Hasto dan Syauqi Sampaikan Desakan

‎RILISINFO.COM, Jogja – Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan kasus keracunan ratusan siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta harus menjadi refleksi bersama. “Ini momentum berhati-hati,” ujarnya.

‎Menurut Hasto, penyediaan ribuan porsi makanan bukan pekerjaan mudah. “Menyediakan 3.444 piring steril dalam semalam itu luar biasa sulit,” tegasnya penuh penekanan.

‎Ia mengungkap, tantangan terbesar ada pada penyimpanan bahan makanan. “Kalau masak ayam untuk ribuan orang, cold storage harus besar dan higienis,” jelasnya serius.

‎Selain itu, proses pencucian alat makan dan distribusi wajib dikontrol ketat. “Tiga kuncinya: penyimpanan aman, alat bersih, dan distribusi tepat,” ujar Hasto menambahkan.

‎Terkait keputusan SMA N 1 Yogyakarta menunda program MBG, Hasto menyebut langkah itu bijak. “Dua minggu off dulu sambil evaluasi menyeluruh,” katanya diplomatis.

‎Ia meminta siswa tidak trauma dan tetap berpikir positif. “Jangan anggap semua makanan MBG berbahaya, yang penting kita perbaiki sistemnya,” ujar Hasto menenangkan.

‎Menurutnya, MBG tetap program penting demi pemerataan gizi. “Sulit memilah siswa mampu atau tidak. Bahkan di SMA favorit masih ada yang butuh,” tandasnya.

‎Sementara itu, Anggota DPD RI Ahmad Syauqi menilai kasus ini sangat serius. “Baru saya rapat dengan stakeholder MBG, eh muncul laporan keracunan lagi,” ujarnya kecewa.

‎Syauqi menegaskan sudah meninjau dua lokasi terkait kejadian tersebut. “Temuan ini akan kami laporkan ke Komite III DPD RI untuk evaluasi besar,” tegasnya lantang.

‎Ia berharap program MBG tahun depan benar-benar diperbaiki. “Fast response terhadap insiden seperti ini harus nyata, bukan sekadar janji,” tutup Syauqi menegaskan.

(waw)