BMKG Tegaskan Mitigasi Bencana Harus Sejalan dengan Kearifan Lokal
RILISINFO.COM, Kota Serang — Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, S.Si., M.Si., menegaskan bahwa strategi mitigasi bencana tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal yang telah mengakar di tengah masyarakat. Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Seba Baduy 2025 yang digelar di Alun-alun Barat Kota Serang, Jumat (2/5/2025).
Menurutnya, pembangunan sistem mitigasi bencana harus memperhatikan integrasi antara ilmu pengetahuan modern dengan kearifan lokal yang telah terbukti menjadi bagian dari upaya masyarakat menjaga keberlangsungan hidup.
“Budaya lokal seperti literasi lisan dan adat istiadat tidak boleh tertinggal. Justru harus menjadi bagian dari solusi dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi bencana,” ujar Daryono saat diwawancarai wartawan.
Ia menilai bahwa kearifan lokal merupakan hasil dari sintesis budaya yang panjang, mencerminkan pemahaman masyarakat terhadap alam dan lingkungan sekitarnya. Dengan pendekatan berbasis budaya, masyarakat dinilai lebih siap secara mental dan sosial dalam menghadapi risiko bencana.
Provinsi Banten, kata Daryono memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, pendekatan yang berbasis komunitas dan adat dinilai sangat relevan untuk menciptakan sistem mitigasi yang efektif dan berkelanjutan.
“Kita ingin masyarakat tidak hanya mengenali risiko, tapi juga memahami cara bertindak yang tepat, sesuai dengan budaya yang mereka pegang. Ini kolaborasi antara sains dan tradisi,” tegasnya.
Sementara itu, kegiatan Seba Baduy 2025 menjadi ruang interaksi edukatif antara pelajar, tokoh adat, dan pegiat lingkungan dalam memperkuat kesadaran kolektif akan pentingnya pelestarian budaya dan kesiapsiagaan bencana.
( Yuyi Rohmatunisa)