Insiden Eskavator Warnai Pembersihan Pancuran Mas Jelang Seba Baduy 2025

RILISINFO.COM, Kota Serang – Insiden putusnya rantai eskavator terjadi saat proses pembersihan area Pancuran Mas di Tembong, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten, Jumat (2/5/2025). Kejadian ini berlangsung jelang prosesi adat Seba Baduy yang digelar pada 2–4 Mei 2025.

Pembersihan dilakukan untuk merapikan akses masuk menuju Pancuran Mas, lokasi yang digunakan warga Suku Baduy untuk menyucikan diri sebelum bertemu pemerintah di Gedung Negara Provinsi Banten.

Plt. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Rudi Yatmawan membenarkan adanya insiden tersebut. “Saya mendapatkan laporan dan foto. Rantainya putus saat alat berat bekerja di akses masuk,” ujarnya saat ditemui Senin (5/5/2025).

Menurut Rudi, kondisi akses menuju lokasi cukup membahayakan karena banyak pecahan kaca dan batu tajam. Karena itu, pihaknya melakukan pembersihan agar warga Baduy merasa aman dan nyaman saat mandi di Pancuran Mas. “Namun area di dalam tetap kami jaga kealamiannya,” tambahnya.

Pembersihan dilakukan di lahan milik warga setempat yang telah memberikan izin. Pemerintah Provinsi juga menggandeng Dinas PUPR dan BPBD Banten untuk mendukung kegiatan tersebut.

Namun, penggunaan alat berat menuai keberatan dari tokoh adat Baduy. Jaro Tanggungan 12, salah satu pemuka adat, menilai penggunaan eskavator tidak sesuai dengan nilai-nilai sakral Pancuran Mas.

“Tempat ini sakral, tidak boleh dirusak. Harus tetap alami. Kalau perlu dibersihkan, cukup dengan cangkul atau alat manual,” tegasnya.

Ia menambahkan, Pancuran Mas merupakan bagian dari aliran Sungai Ci Banten yang memiliki nilai spiritual tinggi dalam kepercayaan masyarakat Baduy. “Di sini ada Saba Kingking dan leluhur kami yang tidak kasat mata. Ini kawasan larangan,” jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa sebelum manusia menghuni tanah ini, rumah leuweung (hutan keramat) sudah lebih dulu ada dan dihormati oleh para leluhur. Oleh karena itu, segala bentuk intervensi terhadap alam harus mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal.

Diketahui, selama hampir 50 tahun Pancuran Mas tidak digunakan dalam rangkaian Seba. Tahun ini, lokasi tersebut kembali dipakai, sehingga masyarakat Baduy berharap kelestariannya tetap dijaga.

“Kami titip pesan kepada pemerintah. Jangan rusak alam. Pancuran Mas bagian dari Leuweung Kolot, harus dijaga keasliannya,” pungkasnya.

(Yuyi Rohmatunisa)