Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Brajan Dorong Ekonomi Lokal dan Promosi Budaya

RILISINFO.COM, Sleman – Desa Brajan di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, kini dikenal sebagai pusat kreativitas bambu yang mendunia.

‎Indonesia sendiri menjadi produsen bambu terbesar ketiga di dunia setelah China dan India.

‎Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Brajan menjadi magnet wisata edukatif yang memadukan budaya, ekonomi, dan kearifan lokal dalam satu pengalaman berkesan.

‎Setibanya di lokasi, pengunjung disambut aktivitas 119 pengrajin yang sibuk menata, menganyam, dan menyusun bambu menjadi karya seni bernilai tinggi.

‎“Sentra ini menunjukkan bahwa tradisi bisa berpadu dengan inovasi modern. Selain menjaga budaya, sentra ini juga menjadi motor penggerak ekonomi lokal,” ujar Wakil Ketua Komisi B DPRD Sleman, Surana, saat ditemui di sela kunjungan.

‎Ia berharap masyarakat terus mendukung keberadaan sentra ini agar tetap menjadi sumber penghidupan dan kebanggaan daerah.

‎Sementara itu, Kepala Disperindag Sleman, Dra. RR Mae Rusmi Suryaningsih, M.T, menjelaskan bahwa pemerintah terus memberikan perhatian serius terhadap pengrajin Brajan.

‎“Kami rutin mengadakan pelatihan, pameran, dan promosi agar produk bambu Brajan semakin dikenal luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara,” ujarnya saat ditemui awak media, Kamis (23/10).

‎Saat ini, sekitar 50 persen produk bambu dari Brajan telah menembus pasar internasional, menegaskan kualitas dan kreativitas pengrajin lokal.

‎Pengunjung juga bisa ikut serta dalam workshop membuat kerajinan bambu langsung bersama para pengrajin.

‎Selain belajar teknik dasar, peserta diajak memahami filosofi bambu yang melambangkan kerendahan hati, ketulusan, kemandirian, dan ketahanan hidup.

‎“Rasanya luar biasa bisa belajar langsung dari ahlinya. Saya jadi lebih menghargai proses di balik sebuah karya,” tutur Dimas, salah satu wisatawan asal Jakarta.

‎Lebih dari sekadar tempat belanja, Sentra Industri Kerajinan Anyaman Bambu Brajan menjadi simbol harmoni antara tradisi, inovasi, dan ekonomi kreatif.

‎Suasana pedesaan yang asri dan seni tradisional yang hidup membuat Brajan bukan hanya destinasi wisata, tapi ruang belajar tentang makna ketekunan dan cinta budaya.

‎Pengunjung pulang membawa bukan hanya produk, melainkan cerita dan inspirasi dari setiap helai bambu yang dianyam dengan hati.

(waw)