Self-Serving Bias: Tantangan Tersendiri dalam Kepemimpinan Organisasi
RILISINFO.COM, Jakarta – Self-serving bias adalah kecenderungan seseorang untuk mengaitkan keberhasilan dengan faktor internal, seperti kemampuan pribadi, dan menyalahkan faktor eksternal atas kegagalan. Bias ini dapat menjadi tantangan serius bagi organisasi ketika dialami oleh pemimpin, karena berdampak pada efektivitas, hubungan dengan tim, serta keberlanjutan keputusan strategis.
Ciri-Ciri Self-Serving Bias
Orang yang memiliki self-serving bias biasanya tampak percaya diri, bahkan terkesan arogan. Mereka kerap menonjolkan keberhasilan pribadi dan menghindari tanggung jawab atas kegagalan. Misalnya, seorang pimpinan yang terindikasi self-serving bias akan lebih sering berbicara tentang pencapaian hasil perusahaan karena inisiatifnya, namun menyalahkan tim atau keadaan ketika kinerja tidak sesuai target.
Kecenderungan ini terlihat dari beberapa perilaku seperti:
- Tidak terbuka pada masukan atau kritik
- Cenderung menyalahkan pihak lain atas kegagalan
- Sering mengambil pujian untuk hasil kerja tim
- Kurang refleksi diri, sehingga sulit memperbaiki kelemahan pribadi
Dampak Terhadap Organisasi
Ketika self-serving bias dialami seorang pemimpin, dampaknya bisa melemahkan semangat kerja tim. Pegawai yang tidak mendapatkan pengakuan untuk upayanya atau merasa disalahkan secara tidak adil mungkin kehilangan motivasi. Hal ini bisa menyebabkan penurunan produktivitas, tingginya turnover, hingga terciptanya budaya kerja yang kurang sehat.
Sebagai contoh, kasus self-serving bias dapat terlihat dalam peristiwa yang menimpa salah satu perusahaan teknologi besar. Seorang CEO mengklaim peningkatan laba perusahaan sebagai hasil dari strateginya, namun ketika laba turun, ia menyalahkan tim pemasaran dan keadaan pasar global. Akibatnya, banyak anggota tim merasa tertekan dan tidak dihargai, hingga beberapa dari mereka memilih untuk keluar dari perusahaan.
Menghadapi Pemimpin dengan Self-Serving Bias
Menghadapi pemimpin yang menunjukkan tanda-tanda self-serving bias membutuhkan pendekatan yang cermat. Langkah-langkah berikut dapat membantu menghadapi pemimpin dengan karakteristik ini:
- Pendekatan Berbasis Data: Bawalah data atau fakta konkret dalam diskusi. Menggunakan angka dan laporan yang akurat dapat membantu pemimpin melihat realitas yang obyektif dan mengurangi kecenderungan untuk menghindari tanggung jawab.
- Mendorong Refleksi Diri: Ajak pemimpin untuk melakukan refleksi terhadap keputusan dan hasil yang dicapai. Pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang dapat kita pelajari dari situasi ini?” atau “Bagaimana kita bisa meningkatkan strategi ke depan?” bisa memicu pemikiran yang lebih introspektif.
- Memberikan Umpan Balik dengan Diplomasi: Penting untuk memberikan kritik yang membangun tanpa menantang langsung egonya. Sampaikan bahwa tantangan yang dihadapi adalah tanggung jawab bersama dan tawarkan solusi kolaboratif.
- Menyusun Sistem Pengakuan Berbasis Tim: Mengapresiasi kinerja tim dapat membantu mendorong pemimpin untuk tidak terlalu fokus pada pencapaian pribadi. Misalnya, menetapkan penghargaan atau evaluasi yang menghargai kontribusi kolektif.
Dengan menerapkan pendekatan ini, perusahaan diharapkan bisa mengurangi dampak negatif dari self-serving bias dalam kepemimpinan. Keseimbangan antara pengakuan atas upaya individu dan kolektif akan membangun lingkungan kerja yang lebih positif serta mengarah pada peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan. (*)