Jaringan Aktivis Nusantara Gelar Diskusi Publik: Dorong Polri Bertransformasi Digital dan Tingkatkan Kredibilitas

RILISINFO.COM, Jakarta – Jaringan Aktivis Nusantara menyelenggarakan Diskusi Panel Interaktif bertajuk “Transformasi Digital Institusi Polri: Menjawab Tantangan dan Kredibilitas”, pada Jum’at (1/8) pukul 14.10 WIB, bertempat di Warunk Upnormal Tebet, Jakarta Selatan.

Acara ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta dan menghadirkan tiga narasumber dari latar belakang yang beragam.

Ketiga narasumber yang hadir dalam forum ini antara lain Sdr. Ali Sodikin, M.I.Kom (Penulis buku Polri di Pusaran Media Sosial), Sdr. Deni Wahyudi (Direktur Redaksi Jakarta) dan Sdr. Zaid Kilwo (Aktivis Papua)

Acara dibuka pada pukul 14.15 WIB dan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, masing-masing narasumber menyampaikan pandangan dan gagasan mereka terkait tantangan transformasi digital dalam institusi Polri.

Melalui keterangannya, Sabtu (2/8), Ali Sodikin menyoroti pentingnya reformasi struktural dan pendidikan teknologi bagi seluruh lapisan anggota Polri. Menurutnya, transformasi digital seharusnya menjadi bagian dari kurikulum rekrutmen dan pendidikan kepolisian untuk menciptakan personel yang adaptif dan profesional.

Ia juga menyinggung soal krisis kredibilitas Polri akibat keterlibatan dalam tarik-menarik kepentingan politik dan lambannya penanganan kasus tertentu.

Sementara itu, Deni Wahyudi memaparkan sejumlah capaian Polri di bidang teknologi, seperti implementasi E-Tilang dan pemanfaatan robot penjinak bom. Namun ia menggarisbawahi pentingnya kesiapan SDM dan pengawasan dalam penggunaan anggaran agar transformasi digital tidak sekadar simbolik. Ia juga menyoroti perlunya strategi jangka panjang untuk membangun sistem teknologi yang efisien dan berkelanjutan

Dari perspektif wilayah timur Indonesia, Zaid Kilwo mengingatkan bahwa, transformasi digital Polri harus inklusif dan menjangkau daerah-daerah pelosok, khususnya Papua. Ia menyoroti tantangan konektivitas jaringan yang rendah serta kasus-kasus seperti illegal logging dan penyalahgunaan miras yang membutuhkan pendekatan preventif dari kepolisian.

Zaid menegaskan, Polri harus menunjukkan kehadirannya bukan hanya di pusat, tetapi juga di pinggiran, agar benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Selanjutnya, Ketua Jaringan Aktivis Nusantara, Romadhon Jasn, menyampaikan pernyataan dukungan terhadap transformasi digital Polri.

“Transformasi digital Polri sangat penting, bukan hanya untuk menghadapi tantangan nasional, tetapi juga kejahatan transnasional dan global. “Kami dari Jaringan Aktivis Nusantara mendukung penuh peningkatan SDM dan pengembangan teknologi agar Polri mampu menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan dan keadilan,” tegas Romadhon.

Lebih lanjut, Romadhon menyatakan bahwa, Jaringan Aktivis Nusantara siap bersinergi dengan Polri dalam mendorong reformasi untuk menjawab tantangan keamanan di era digital. (Red)