Geopix: Kehadiran Bayi Gajah Liar Menjadi Harapan di Tengah Ancaman Fragmentasi Habitat
RILISINFO.COM, Jogja – Temuan bayi gajah liar di Bentang Alam Bukit Tigapuluh menjadi secercah harapan di tengah kekhawatiran atas masa depan Gajah Sumatera.
Keberadaan bayi gajah bersama kelompok kecil sekitar lima individu ini didokumentasikan tim lapangan Geopix.
“Penampakan bayi gajah liar bersama kelompoknya adalah harapan di tengah situasi sangat genting bagi Gajah Sumatera,” ujar Annisa Rahmawati, Senior Wildlife Campaigner Geopix.
Dalam catatan konservasi, populasi gajah Sumatera menghadapi tekanan serius setelah kematian beruntun bayi-bayi gajah Tari, Panton, dan Nurlaila (Lela), serta dua gajah betina Suli dan Dona di pusat konservasi.
“Fakta bahwa mereka masih mampu beregenerasi secara alami menunjukkan populasi ini belum menyerah,” kata Annisa.
Namun, di balik harapan itu, ancaman besar terus mengintai.
Kelompok gajah yang terpantau hidup di areal penggunaan lain (APL) berada di dekat tambang batubara terbengkalai dan area pembersihan lahan untuk kebun sawit.
Fragmentasi habitat kian mempersempit ruang jelajah mereka.
“Habitat terbaik mereka telah terpecah oleh tambang dan perkebunan yang masif,” ungkap Annisa.
Perambahan dan pemasangan pagar listrik nonstandar juga menambah risiko kematian bagi satwa dan masyarakat sekitar.
Jejak alat berat, jalan logging, serta pembukaan lahan baru ditemukan di sekitar lokasi temuan.
“Kondisi ini mengganggu perilaku alami kelompok gajah dan membuat mereka kian rentan,” sambungnya.
Geopix mendesak langkah cepat pemerintah.
“Tanpa perlindungan habitat secara utuh, harapan kecil ini bisa hilang selamanya,” tegas Annisa.
Geopix meminta pembongkaran pagar listrik di koridor gajah, moratorium izin baru, penegakan hukum atas perambahan liar, dan restorasi habitat agar Gajah Sumatera tetap memiliki masa depan.
(waw)

