Eskalasi Regional Memanas, Houthi Siap Serang AS Jika Dukung Israel Serang Iran
RILISINFO.COM, Sanaa — Kelompok Houthi di Yaman mengancam akan menyerang kapal-kapal barang dan kapal perang milik Amerika Serikat di Laut Merah apabila Washington terbukti terlibat dalam agresi militer terhadap Iran bersama Israel. Ancaman ini muncul di tengah meningkatnya eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang telah menelan ribuan korban jiwa dan luka-luka.
Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Sabtu (21/6/2025), menegaskan bahwa angkatan bersenjata kelompoknya siap mengambil langkah balasan jika AS membantu Israel dalam menyerang Iran.
“Jika AS terlibat dalam menyerang atau melancarkan agresi terhadap Iran bersama musuh Israel, maka angkatan bersenjata kami akan menargetkan kapal barang dan kapal perang mereka di Laut Merah,” ujar Saree.
Ia menambahkan, pasukan Houthi akan terus memantau seluruh pergerakan militer di kawasan dan akan melakukan tindakan “yang sah” untuk melindungi kedaulatan wilayah Yaman.
Hingga Sabtu malam waktu setempat, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Amerika Serikat atas pernyataan tersebut. Padahal, pada Mei lalu, Washington dan kelompok Houthi telah menyepakati gencatan senjata yang secara formal masih berlaku.
Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memuncak sejak Jumat (13/6), menyusul serangan udara Israel terhadap sejumlah target militer dan nuklir di wilayah Iran, termasuk kompleks Fordow. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 430 orang dan melukai lebih dari 3.500 lainnya, menurut laporan resmi pemerintah Iran.
Sebagai balasan, Iran melancarkan serangan balistik ke wilayah Israel yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan menyebabkan ratusan lainnya luka-luka. Harian Maariv di Israel pada Rabu (18/6) juga melaporkan bahwa para pejabat Israel tengah mempertimbangkan kemungkinan menyerang fasilitas nuklir Iran tanpa menunggu restu dari Washington.
Situasi ini membuat kawasan Timur Tengah, khususnya jalur pelayaran strategis di Laut Merah, kembali berada dalam bayang-bayang konflik bersenjata terbuka. Peningkatan retorika militer Houthi terhadap AS dipandang sejumlah analis sebagai bentuk tekanan baru dalam geopolitik regional yang kian kompleks. (ihd/anadolu)