Solidaritas Tanpa Batas: Aksi Kemanusiaan Massal Tangani Banjir di Bekasi Selatan
RILISINFO.COM, KOTA BEKASI – Selasa, (11/3/2025) Banjir besar yang melanda wilayah di Perum Jaka Setia Kencana, Bekasi Selatan, menjadi bencana yang menguji solidaritas kemanusiaan. Air yang meluap dari tanggul akibat hujan deras sejak dini hari merendam ratusan rumah hingga nyaris tak bersisa. Situasi darurat ini mendorong berbagai elemen masyarakat untuk turun tangan memberikan bantuan bagi para penyintas yang terdampak.
Sejumlah organisasi profesi, filantropi hingga penanggulangan bencana langsung bergerak cepat, berkolaborasi dalam aksi kemanusiaan yang dimulai pada hari Minggu, 9 Maret 2025 sejak pagi hingga waktu berbuka puasa bersama.
Organisasi yang terlibat dalam aksi ini meliputi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orwil Banten bersama Badan Reaksi Cepat (Baret ICMI Banten), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Satuan Relawan Gerak Cepat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (SARGAP IAKMI), Apoteker Tanggap Bencana (ATP), Relawan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Sahabat Relawan Indonesia, Tim Icikiwir, Phapros, Praktisi Kesehatan Masyarakat serta Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI). Para relawan datang dari berbagai daerah, termasuk dari Banten, dengan beberapa di antaranya telah berada di lokasi sejak Sabtu, 8 Maret 2024.
Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, banjir terjadi secara tiba-tiba pada dini hari. Sekitar pukul 02.00 WIB, warga mulai menginformasikan bahwa air sungai mulai naik dengan cepat akibat intensitas hujan yang sangat tinggi. Namun, dalam waktu singkat, air meluap melewati tanggul dan membanjiri rumah-rumah warga.
Pada pukul 03.00 WIB, air sudah mencapai dada orang dewasa dan terus naik hingga menenggelamkan ratusan rumah hingga tak bersisa.
Kondisi ini membuat warga tidak memiliki waktu cukup untuk melakukan evakuasi mandiri. Banyak di antara mereka terjebak di dalam rumah dalam kondisi darurat. Beberapa korban mengalami luka ringan hingga berat akibat terkena pecahan kaca dan benda tajam, sementara lainnya mengeluhkan gejala diare, muntah-muntah, pusing, mual, serta gatal-gatal akibat paparan air banjir yang kotor.
Aksi Kemanusiaan yang Membawa Harapan
Dalam kondisi yang penuh keterbatasan, para relawan yang tergabung dalam beberapa organisasi profesi, filantropi hingga penanggulangan bencana berupaya semaksimal mungkin untuk membantu korban terdampak. Aksi kemanusiaan yang dilakukan meliputi, Distribusi bantuan sosial (baksos) dengan membagikan ratusan paket sembako dan kebutuhan pokok diberikan kepada warga terdampak untuk, membantu mereka bertahan dalam situasi sulit ini.
Lalu ada Pemeriksaan kesehatan gratis, Tim medis dari berbagai organisasi seperti Dokter, Apoterker, Perawat, Praktisi Kesehatan Masyarakat dan lainnya memberikan layanan kesehatan bagi warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, termasuk penyakit kulit, infeksi, serta keluhan pencernaan.
Tidak lupa juga dengan pembagian alat kebersihan sebagai upaya pencegahan penyakit pasca-banjir, relawan menyalurkan alat kebersihan agar warga dapat mulai membersihkan lingkungan mereka dari sisa sisa banjir yang melanda wilayah mereka.
Hingga terkahir yaitu distribusi makanan cepat saji dan takjil pada sore hari menjelang berbuka puasa, ratusan paket makanan dan takjil dibagikan kepada para penyintas agar mereka tetap dapat menjalankan ibadah puasa meski dalam situasi sulit.
Tak hanya menyalurkan bantuan, para relawan juga memberikan dukungan moral bagi warga yang terdampak. Mereka mendengarkan cerita para korban, membantu anak-anak agar tetap ceria meski dalam kondisi darurat, serta menguatkan semangat gotong royong di antara warga.
Minimnya respons pemerintah, warga butuh perhatian lebih
meski aksi kemanusiaan ini memberikan bantuan yang signifikan, kondisi di lapangan masih sangat memprihatinkan. Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan berat akibat terendam banjir hingga menyisakan atapnya saja. Kerugian material dan non-material yang dialami warga tidak terhitung jumlahnya.
Yang lebih memprihatinkan, hingga saat ini belum ada bantuan resmi dari pihak pemerintah daerah atau instansi terkait untuk membantu proses evakuasi dan pemulihan pasca-banjir di wilayah ini.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa penanganan bencana harus lebih sigap dan terstruktur. Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat telah membuktikan bahwa solidaritas kemanusiaan mampu menjadi penolong di saat genting. Namun, dukungan dari pemerintah tetap dibutuhkan agar proses pemulihan dapat berjalan lebih efektif.
Aksi kemanusiaan ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian dan kebersamaan adalah kunci dalam menghadapi bencana. Dengan semangat gotong royong, harapan untuk bangkit kembali tetap menyala bagi warga Bekasi Selatan yang terdampak banjir ini.
Tragedi ini mengingatkan kita bahwa bencana bisa datang kapan saja tanpa peringatan. Namun, dalam setiap ujian, selalu ada harapan yang muncul dari tangan-tangan yang saling membantu. Aksi kemanusiaan ini tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga menghadirkan rasa empati dan kebersamaan di tengah kesulitan.
Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, untuk lebih siap dalam menghadapi dan menangani bencana di masa depan. Solidaritas dan kepedulian adalah kunci untuk melewati segala tantangan bersama. (*)