Polda Banten Gelar Pembinaan Moderasi Beragama Bagi Pegawai Negeri Pada Polri

RILISINFO.COM – Serang , Polda Banten mengelar kegiatan pembinaan moderasi beragama bagi pegawai negeri pada Polri dalam rangka pencegahan radikalisme dan intoreransi beragama di lingkungan Polda Banten yang dilaksanakan di Aula Serbaguna  Polda Banten pada Rabu (27/07).

Kegiatan dihadiri Wakapolda Banten Brigjen Pol Ery Nursatari, Kakanwil Kemeng Propinsi Banten Nanang Fathurohman, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kh. Amas Tajudin, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kh. Romly, Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Banten Ali Mukhtarom, Kasatgaswil Densus 88AT Kombes Pol Shaleh Patimura, Pejabat Utama, Tokoh Napiter M Sofyan Sauri, Tokoh Agama Gus Naji dan peserta dari perwakilan Satker Polda Banten serta diikuti Polres jajaran secara virtual.

Dalam kesempatan tersebut Wakapolda Banten Brigjen Pol Ery Nursatari membacakan sambutan Kapolda Banten bahwa paham radikalisme dan intoreransi sejatinya bukan hal yang baru bagi bangsa indonesia,”Sejak Awal kemerdekaan hingga reformasi berbagai rongrongan terhadap nilai pancasila tetap ada dalam bentuk motif dan gerakan yang beraneka ragam, pasca proklamasi kemerdekaan telah terjadi pemberontakan dengan cara kekerasan diberbagai wilayah di tanah air,” kata Ery.

Ery mengatakan ancaman kelompok radikal telah mengalami evolusi dan cenderung menggunakan isu sara yang berakibat terjadinya konflik horizontal, “Radikalisme dan aksi intoleransi sebagai embrio dari lahirnya terorisme yang berkembang dengan cepat dampak dari perkembangan lingkungan strategis khususnya teknologi Informasi,” ucap Ery.

Ery juga menyampaikan penyebaran keyakinan, doktrin dan ideologi radikal dengan mudah dilakukan melalui media sosial, “Dimana masyarakat dapat belajar tanpa guru, yang berakibat pemahaman yang salah dan implementasi paham yang dapat menimbulkan permasalahan bagi masyarakat luas,” ujar Ery.

Dalam kesempatan yang sama, Ery menjelaskan dinamika yang berkembang menunjukan tantangan tugas yang lebih besar, “Hal ini ditunjukan dengan semakin meluasnya penyebaran paham radikal dan anti ideologi pancasila, menguatnya aksi intoleransi beragama, tindakan anarkis dan konflik sosial serta meningkatnya acaman disintegrasi bangsa sampai terjadinya gerakan makar yang dilakukan oleh kelompok tertentu,” jelas Ery.

Diakhir, Ery mengajak kepada seluruh peserta khususnya personel Polda Banten mari kita bangun komunikasi dan sinergitas, “Dengan melibatkan peran seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat maupun lembaga pendidikan untuk bersama sama memberikan bimbingan agar dapat membentengi diri untuk menangkal pengaruh paham radikal serta aksi toreransi demi terwujudnya Banten yang aman dan damai,” tutup Ery. (Bidhumas).

Icha